Senin, 02 Januari 2012

vertigo


Dr.Hari Purnama, SpTHT
Dokter Spesialis THT
RS Mediros, Jakarta

Vertigo. Istilah ”Tujuh keliling” cukup populer di masyarakat. Digambarkan kelainan yang diderita oleh seseorang berupa perasaan atau sensasi berputar yang kadang disertai mual dan muntah. Ini dirasakan bervariasi, bisa seolah penderita merasa dinding atau sekitarnya berputar, ataupun ia merasa dirinya yang berputar dan juga berupa gangguan keseimbangan (imbalance / unsteadiness). Gangguan timbul oleh kelainan tersebut sering dirasakan dalam berbagai keadaan. Mulai dari yang berat yang mengakibatkan sulit bangun, berdiri, bahkan takut membuka mata sekalipun. Dan sampai pada sensasi yang ringan berupa gangguan keseimbangan. Sensasi di atas sering disebut Vertigo.
Guna mencari kemungkinan penyebab, dokter perlu menanyakan riwayat penyakit, melakukan pemeriksaan fisik, laboratorik, radiologik umum ataupun khusus seperti CT Scan kepala dan telinga. Saya sebagai spesialis THT selain hal di atas juga perlu melakukan pemeriksaan audiologi umum, impedance dan pemeriksaan audiologi khusus selektif. Pemeriksaan analisis gerakan bola mata penderita dapat dilakukan bedside, secara sederhana dokter meminta penderita tidak menggerakkan kepalanya sementara arah penglihatannya mengikuti gerakan jari telunjuk dokter, bila terdapat gerakan bola mata yang involunter baik horizontal, vertikal ataupun rotatoar maka dokter akan mengatakan terdapat Nistagmus, pemeriksaan ini dapat dilakukan lebih teliti dan akurat dengan menggunakan alat Electronystagmography (ENG).
Penyebab. Ada banyak penyakit atau kelainan yang menyebabkan keluhan pusing tujuh keliling, secara sederhana penyebab tersebut dapat dibagi atas:
1. Penyebab Sentral, keluhan tujuh keliling berasal dari kelainan di sistem saraf pusat misalnya penyakit pembuluh darah otak, tumor otak atau pascacedera kepala; 2. Penyebab Perifer, pusing tujuh keliling berasal dari kelainan lokal di telinga seperti komplikasi intra kranial radang telinga tengah kronis, benign paroksismal postlional vertigo dan infeksi virus; 3. Penyebab Sistemik, gejala tujuh keliling timbul akibat adanya penyakit yang bersifat sistemik seperti diabetes mellitus, intoksikasi zat atau obat; 4. Penyebab lain seperti kelainan refraksi dan masih banyak lagi penyebab lain.
Sindrom Meniere (SM). Berkaitan dengan keluhan berulang dan bersamaan dengan gejala gangguan fungsi pendengaran (telinga berdenging dan atau kurang dengar) yang hilang timbul (fluktuatif), terutama mengenai satu sisi pada penderita yang berusia di atas 40 tahun perlu dipikirkan kelainan yang disebut sebagai Sindrom Meniere (SM). Seperti diketahui, telinga manusia terbagi atas telinga luar (external ear), telinga tengah (middle ear) dan telinga dalam (inner ear). Pada telinga dalam terdapat sistem koklevestibularis, sistem ini merupakan gabungan dari sistem vestibularis (organ keseimbangan) dan sistem koklearis (organ pendengaran) yang saling berhubungan melalui saluran yang disebut duktus reuniens. Di dalam sistem tersebut terdapat organ sensorik pendengaran dan organ sensorik keseimbangan yang diliputi oleh cairan (endolimf). Penyebab dari SM adalah peningkatan tekanan cairan endolimf (hydrops) dari sistem duktus vestibulokoklearis. Karena kedua sistem ini saling berhubungan, maka dapat dipahami peningkatan tekanan endolimf akan menyebabkan tertekannya baik mekanisme sensor keseimbangan maupun pendengaran yang menimbulkan gejala gangguan keseimbangan maupun pendengaran.
Gejala SM. Untuk memudahkan dalam mengenal gejala SM maka secara sederhana dapat dibagi atas: 1. Gejala gangguan keseimbangan berupa serangan berulang yang dapat disertai mual dan muntah. Dapat berlangsung beberapa menit sampai beberapa jam. Di luar serangan penderita bebas dari gejala atau paling-paling hanya mengeluh gangguan keseimbangan ringan; 2. Gejala gangguan pendengaran fluktuatif berupa telinga berdenging dan atau kurang dengar yang timbul bersamaan dengan serangan tujuh keliling.Pada beberapa penderita sering mengeluh rasa penuh pada telinga ataupun hipersensitif telinga yang sakit pada bunyi dengan intensistas tinggi. Pemeriksaan audiometri nada murni akan menunjukkan penurunan ambang dengar nada rendah. Di luar serangan fungsi pendengaran dapat normal kembali atau mungkin saja hanya mengeluh telinga berdenging.
Dalam menentukan diagnosis SM perlu diyakini tidak terdapat kelainan lain seperti kelainan di sistem saraf pusat, tumor saraf krnaial ke VIII, kelainan sistem vestibulokoklearis dan beberapa kelainan lain seperti yang telah disebutkan di atas.
Pengobatan SM. Pengobatan SM dapat digolongkan atas: 1. Pengobatan saat serangan, berupa tirah baring (bedrest) dengan alas tidur yang rata, kurangi gerak, upayakan untuk membuka mata dan melihat pada sat titik fiksasi, bila selalu merasa mual dan muntah cobalah untuk mengurangi minum. Bila keadaan di atas masih tetap berlanjut segera ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang diperlukan; 2. Pengobatan saat serangan sudah mereda, berupa pemberian obat-obatan yang ditujukan untuk memperbaiki regulasi cairan di telinga dalam, mengurangi frekuensi serangan serta mensupresi sistem vestibuler; 3. Pengobatan dietetik dilakukan untuk menjaga stabilitas cairan tubuh dan menghindari terjadinya kelebihan cairan di telinga tengah, pengobatan berupa makanan dan minum secukupnya, kurangi konsumsi garam, upayakan untuk mengkonsumsi buah segar, hindari kopi, teh, coklat, alkohol, penyedap masakan dan berhenti merokok; 4. Pengobatan lanjutan: mintalah nasihat pada dokter Anda mengenai obat-obatan yang boleh digunakan dan yang tidak boleh digunakan, serta rencana pengobatan selanjutnya.
Prognosis SM saja, tidak membahayakan kehidupan akan tetapi SM yang tidak diobati akan membuat kehidupan menjadi tidak nyaman, mengganggu kegiatan sehari-hari, memudahkan timbulnya depresi kejiwaan sehingga menganggu aktivitas sosial, menyebabkan penurunan fungsi pendengaran sehingga menimbulkan kendala dalam berkomunikasi sehari-hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar