Dr.Hari Purnama,
SpTHT
Dokter Spesialis
THT
RS Mediros,
Jakarta
Vertigo.
Istilah ”Tujuh keliling” cukup populer di masyarakat. Digambarkan kelainan yang
diderita oleh seseorang berupa perasaan atau sensasi berputar yang kadang
disertai mual dan muntah. Ini dirasakan bervariasi, bisa seolah penderita
merasa dinding atau sekitarnya berputar, ataupun ia merasa dirinya yang
berputar dan juga berupa gangguan keseimbangan (imbalance / unsteadiness).
Gangguan timbul oleh kelainan tersebut sering dirasakan dalam berbagai keadaan.
Mulai dari yang berat yang mengakibatkan sulit bangun, berdiri, bahkan takut
membuka mata sekalipun. Dan sampai pada sensasi yang ringan berupa gangguan
keseimbangan. Sensasi di atas sering disebut Vertigo.
Guna
mencari kemungkinan penyebab, dokter perlu menanyakan riwayat penyakit,
melakukan pemeriksaan fisik, laboratorik, radiologik umum ataupun khusus
seperti CT Scan kepala dan telinga. Saya sebagai spesialis THT selain hal di
atas juga perlu melakukan pemeriksaan audiologi umum, impedance dan pemeriksaan
audiologi khusus selektif. Pemeriksaan analisis gerakan bola mata penderita
dapat dilakukan bedside, secara sederhana dokter meminta penderita tidak
menggerakkan kepalanya sementara arah penglihatannya mengikuti gerakan jari
telunjuk dokter, bila terdapat gerakan bola mata yang involunter baik horizontal,
vertikal ataupun rotatoar maka dokter akan mengatakan terdapat Nistagmus,
pemeriksaan ini dapat dilakukan lebih teliti dan akurat dengan menggunakan alat
Electronystagmography (ENG).
Penyebab.
Ada banyak penyakit atau kelainan yang menyebabkan keluhan pusing tujuh
keliling, secara sederhana penyebab tersebut dapat dibagi atas:
1.
Penyebab Sentral, keluhan tujuh keliling berasal dari kelainan di sistem saraf
pusat misalnya penyakit pembuluh darah otak, tumor otak atau pascacedera
kepala; 2. Penyebab Perifer, pusing tujuh keliling berasal dari kelainan lokal
di telinga seperti komplikasi intra kranial radang telinga tengah kronis,
benign paroksismal postlional vertigo dan infeksi virus; 3. Penyebab Sistemik,
gejala tujuh keliling timbul akibat adanya penyakit yang bersifat sistemik
seperti diabetes mellitus, intoksikasi zat atau obat; 4. Penyebab lain seperti
kelainan refraksi dan masih banyak lagi penyebab lain.
Sindrom
Meniere (SM). Berkaitan dengan keluhan berulang dan bersamaan dengan gejala
gangguan fungsi pendengaran (telinga berdenging dan atau kurang dengar) yang
hilang timbul (fluktuatif), terutama mengenai satu sisi pada penderita yang
berusia di atas 40 tahun perlu dipikirkan kelainan yang disebut sebagai Sindrom
Meniere (SM). Seperti diketahui, telinga manusia terbagi atas telinga luar
(external ear), telinga tengah (middle ear) dan telinga dalam (inner ear). Pada
telinga dalam terdapat sistem koklevestibularis, sistem ini merupakan gabungan
dari sistem vestibularis (organ keseimbangan) dan sistem koklearis (organ
pendengaran) yang saling berhubungan melalui saluran yang disebut duktus
reuniens. Di dalam sistem tersebut terdapat organ sensorik pendengaran dan
organ sensorik keseimbangan yang diliputi oleh cairan (endolimf). Penyebab dari
SM adalah peningkatan tekanan cairan endolimf (hydrops) dari sistem duktus
vestibulokoklearis. Karena kedua sistem ini saling berhubungan, maka dapat
dipahami peningkatan tekanan endolimf akan menyebabkan tertekannya baik
mekanisme sensor keseimbangan maupun pendengaran yang menimbulkan gejala
gangguan keseimbangan maupun pendengaran.
Gejala
SM. Untuk memudahkan dalam mengenal gejala SM maka secara sederhana dapat
dibagi atas: 1. Gejala gangguan keseimbangan berupa serangan berulang yang
dapat disertai mual dan muntah. Dapat berlangsung beberapa menit sampai
beberapa jam. Di luar serangan penderita bebas dari gejala atau paling-paling
hanya mengeluh gangguan keseimbangan ringan; 2. Gejala gangguan pendengaran
fluktuatif berupa telinga berdenging dan atau kurang dengar yang timbul
bersamaan dengan serangan tujuh keliling.Pada beberapa penderita sering
mengeluh rasa penuh pada telinga ataupun hipersensitif telinga yang sakit pada
bunyi dengan intensistas tinggi. Pemeriksaan audiometri nada murni akan
menunjukkan penurunan ambang dengar nada rendah. Di luar serangan fungsi
pendengaran dapat normal kembali atau mungkin saja hanya mengeluh telinga
berdenging.
Dalam
menentukan diagnosis SM perlu diyakini tidak terdapat kelainan lain seperti
kelainan di sistem saraf pusat, tumor saraf krnaial ke VIII, kelainan sistem
vestibulokoklearis dan beberapa kelainan lain seperti yang telah disebutkan di
atas.
Pengobatan
SM. Pengobatan SM dapat digolongkan atas: 1. Pengobatan saat serangan, berupa
tirah baring (bedrest) dengan alas tidur yang rata, kurangi gerak, upayakan
untuk membuka mata dan melihat pada sat titik fiksasi, bila selalu merasa mual
dan muntah cobalah untuk mengurangi minum. Bila keadaan di atas masih tetap
berlanjut segera ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang diperlukan; 2.
Pengobatan saat serangan sudah mereda, berupa pemberian obat-obatan yang
ditujukan untuk memperbaiki regulasi cairan di telinga dalam, mengurangi
frekuensi serangan serta mensupresi sistem vestibuler; 3. Pengobatan dietetik
dilakukan untuk menjaga stabilitas cairan tubuh dan menghindari terjadinya
kelebihan cairan di telinga tengah, pengobatan berupa makanan dan minum
secukupnya, kurangi konsumsi garam, upayakan untuk mengkonsumsi buah segar,
hindari kopi, teh, coklat, alkohol, penyedap masakan dan berhenti merokok; 4.
Pengobatan lanjutan: mintalah nasihat pada dokter Anda mengenai obat-obatan
yang boleh digunakan dan yang tidak boleh digunakan, serta rencana pengobatan
selanjutnya.
Prognosis
SM saja, tidak membahayakan kehidupan akan tetapi SM yang tidak diobati akan
membuat kehidupan menjadi tidak nyaman, mengganggu kegiatan sehari-hari,
memudahkan timbulnya depresi kejiwaan sehingga menganggu aktivitas sosial,
menyebabkan penurunan fungsi pendengaran sehingga menimbulkan kendala dalam
berkomunikasi sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar