Senin, 09 Januari 2012


surat dari tahun 2070

Oleh Rara Azzahra di SWAT'z cOmmUniTy ·

Aku hidup di tahun 2070.

Aku berumur 50 tahun, tetapi kelihatan seperti sudah 85 tahun.

Aku mengalami banyak masalah kesehatan, terutama masalah ginjal karena aku minum sangat sedikit air putih.


Aku pikir aku tidak akan hidup lama lagi.
Sekarang, aku adalah orang yang paling tua di lingkunganku.

Aku teringat disaat berumur 5 tahun

Semua sangat berbeda.

Masih banyak pohon di hutan dan tanaman hijau di sekitar, setiap rumah punya halaman dan taman yang indah, dan aku sangat suka bermain air dan mandi sepuasnya.

Berbeda dengan sekarang, kami harus membersihkan diri hanya dengan handuk sekali pakai yang dibasahi dengan minyak mineral.


Sebelumnya, rambut yang indah adalah kebanggaan semua perempuan.

Sekarang, kami harus mencukur habis rambut untuk membersihkan kepala tanpa menggunakan air.

Sebelumnya, ayahku mencuci mobilnya dengan menyemprotkan air langsung dari keran ledeng.

Tetapi sekarang, anak-anak tidak percaya bahwa dulunya air bisa digunakan untuk apa saja.
Aku masih ingat beberapa tahun yang lalu seringkali ada pesan yang mengatakan:

”JANGAN MEMBUANG BUANG AIR


Tapi tak seorangpun memperhatikan pesan tersebut.
Orang beranggapan bahwa air tidak akan pernah habis karena persediaannya yang tidak terbatas. Sekarang, sungai, danau, bendungan dan air bawah tanah semuanya telah tercemar atau sama sekali kering.


Sekarang, pemandangan sekitar yang terlihat hanyalah gurun-gurun pasir yang tandus.
Infeksi saluran pencernaan, kulit dan penyakit saluran kencing sekarang menjadi penyebab kematian nomor satu.

Industri mengalami kelumpuhan, tingkat pengangguran mencapai angka yang sangat dramatik. Pekerja hanya dibayar dengan segelas air minum per harinya.


Banyak orang menjarah air di tempat-tempat yang sepi.
80% makanan adalah makanan sintetis.


Sebelumnya, rekomendasi umum untuk menjaga kesehatan adalah minum sedikitnya 8 gelas air putih setiap hari.
Tetapi sekarang, aku hanya bisa minum setengah gelas air setiap hari.


Sejak air menjadi barang langka, kami tidak mencuci baju, pakaian bekas pakai langsung dibuang, yang kemudian menambah banyaknya jumlah sampah.
Kami menggunakan septic tank untuk buang air, seperti pada masa lampau, karena tidak ada air.

Manusia di jaman kami kelihatan menyedihkan: tubuh sangat lemah; kulit pecah-pecah akibat dehidrasi; ada banyak koreng dan luka akibat banyak terpapar sinar matahari karena lapisan ozon dan atmosfir bumi semakin habis.

Karena keringnya kulit, perempuan berusia 20 tahun kelihatan seperti telah berumur 40 tahun.

Para ilmuwan telah melakukan berbagai investigasi dan penelitian, tetapi tidak menemukan jalan keluar.

“Manusia tidak bisa membuat air.”

Sedikitnya jumlah pepohonan dan tumbuhan hijau membuat ketersediaan oksigen sangat berkurang, dan membuat turunnya kemampuan intelegensi generasi mendatang.


Morphology manusia mengalami perubahan…
…yang menghasilkan anak-anak dengan berbagai masalah defisiensi, mutasi, dan malformasi.


Pemerintah bahkan membuat pajak atas udara yang kami hirup:

137 m3 per orang per hari.

[31,102 galon]

Bagi siapa yang tidak bisa membayar pajak ini akan dikeluarkan dari “kawasan ventilasi” yang dilengkapi dengan peralatan paru-paru mekanik raksasa bertenaga surya yang menyuplai oksigen.
Udara yang tersedia di dalam “kawasan ventilasi” tidak berkulitas baik, tetapi setidaknya menyediakan oksigen untuk bernafas.

Umur hidup manusia sekarang rata-rata adalah 35 tahun.

Di tahun 2070 hanya beberapa negara yang masih memiliki pulau bervegetasi yang mempunyai sumber air sendiri. Kawasan ini dijaga dengan ketat oleh pasukan bersenjata.

Air menjadi barang yang sangat langka dan berharga, melebihi emas atau permata.

Disini ditempatku tidak ada lagi pohon karena sangat jarang turun hujan. Kalaupun hujan, itu adalah hujan asam.

Tidak dikenal lagi adanya musim. Perubahan iklim secara global terjadi di abad 20 akibat efek rumah kaca dan polusi.

Dahulu kami sebelumnya telah diperingatkan bahwa sangat penting untuk menjaga kelestarian alam, tetapi tidak ada yang peduli.

Pada saat anak perempuanku bertanya bagaimana keadaannya ketika aku masih muda dulu, aku menggambarkan bagaimana indahnya hutan dan alam sekitar yang masih hijau.

Aku menceritakan bagaimana indahnya hujan, bunga, asyiknya bermain air, memancing di sungai, dan bisa minum air sebanyak yang kita mau.
Aku menceritakan bagaimana sehatnya manusia pada masa itu.


Suatu hari dia bertanya:
- “Ayah! Mengapa tidak ada air lagi sekarang ?”

Aku merasa seperti ada yang menyumbat tenggorokanku…

Aku tidak dapat menghilangkan perasaan bersalah, karena aku berasal dari generasi yang menghancurkan alam dan lingkungan dengan tidak mengindahkan secara serius pesan-pesan pelestarian… dan banyak orang lain juga!

Aku berasal dari generasi yang sebenarnya bisa merubah keadaan, tetapi tidak ada seorangpun yang melakukan.

Sekarang, anak dan keturunanku yang harus menerima akibatnya.

Sejujurnya, dengan situasi ini kehidupan di planet bumi tidak akan lama lagi punah, karena kehancuran alam akibat ulah manusia sudah mencapai titik akhir.

Aku berharap untuk bisa kembali ke masa lampau dan meyakinkan umat manusia untuk mengerti apa yang akan terjadi …

… Pada saat itu masih ada kemungkinan dan waktu bagi kita untuk melakukan upaya menyelamatkan planet bumi ini!

BANTU KAMI TEMANKU….

walaupun hanya berupa pesan, kesadaran global dan aksi nyata akan pentingnya melestarikan air dan lingkungan harus dimulai dari setiap orang.

Persoalan ini adalah serius dan sebagian sudah menjadi hal yang nyata dan terjadi di sekitar kita. Lakukan untuk anak dan keturunanmu kelak.

AIR DAN BUMI DEMI MASA DEPAN!
SAVE OUR PLANET

http://www.facebook.com/groups/ayat7x/doc/10150381307139755/

Manusia dan pandangan hidup 

Faktor utama yang paling berpengaruh dalam pembentukan sistem kehidupan masyarakat adalah pandangan hidup. Pandangan hidup merupakan suatu konsepsi dalam diri seseorang yang akan mempengaruhi pola pikir, pendirian-pendirian, serta watak, sikap, dan cara bertindak. Dalam hubungannya dengan sekolah dan sistem pendidikan, jenis pandangan hidup amat menentukan kualitas keluaran (output)-nya, dalam hal ini lulusan sekolah tersebut.
Perbedaan mendasar konsep pandangan hidup materialisme dengan tauhid. Materialisme memandang kehidupan ini terbatas pada alam materil, yakni hidup manusia di punggung bumi. Akhir kehidupan seseorang menurutnya adalah takala ia menemui ajalnya. Maka tujuan-tujuan hidupnya selalu dihubungkan dengan kemuliaan dan kesuksesan yang bersifat duniawi. Pendidikan diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut. Sedang tauhid mengajarkan kesatuan alam semesta yang tak terbatas hingga seseorang berjumpa dengan Tuhan. Kehidupan manusia tak terbatas oleh kematian, karena kematian adalah awal dari kehidupan baru. Kemuliaan meningkat standarnya menjadi takaran yang terukur oleh indra tapi hanya dapat dijangkau oleh akal dan hati. Dengan demikian, pendidikan juga diarahkan untuk membentuk kualitas manusia mencapai tujuan tersebut.
Pandangan hidup menurut Fatimah Khairunnisa, bagaimana seseorang itu menilai arti dari sebuah kehidupan yang akan berpengaruh pada prinsip hidup orang itu sendiri.

Sumber : Buku “Rumahku sekolahku”

Manusia dan tanggung jawab 

                Setiap manusia memiliki tanggung jawab, tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, kerabat, bahka tanggung jawab seorang pembantu rumah tangga terhadap majikannya, atau sebaliknya.
Dalam kebudayaan kita, umumnya "tanggung jawab" diartikan sebagai keharusan untuk "menanggung" dan "menjawab" dalam pengertian lain yaitu suatu keharusan untuk menanggung akibat yang ditimbulkan oleh perilaku seseorang dalam rangka menjawab suatu persoalan.
Pada umumnya banyak keluarga berharap dapat mengajarkan tanggung jawab dengan memberikan tugas-tugas kecil kepada anak dalam kehidupan sehari-hari. Dan sebagai orangtua tentunya kita pun berkeinginan untuk menanamkan rasa tanggung jawab pada anak.
Tuntutan yang teguh bahwa anak harus setia melakukan tugas-tugas kecil itu, memang menimbulkan ketaatan. Namun demikian bersamaan dengan itu bisa juga timbul suatu pengaruh yang tidak kita inginkan bagi pembentukan watak anak, karena pada dasarnya rasa tanggung jawab bukanlah hal yang dapat diletakkan pada seseorang dari luar, rasa tanggung jawab tumbuh dari dalam, mendapatkan pengarahan dan pemupukan dari sistem nilai yang kita dapati dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Rasa tanggung jawab yang tidak bertumpuk pada nilai-nilai positif, adakalanya dapat berubah menjadi sesuatu yang asosial.
Ada beberapa cara yang dapat diterapkan untuk mendidik anak sejak usia dini agar menjadi anak yang bertanggung jawab, sebagaimana Charles Schaeffer, Ph.D. mengutip apa yang pernah dikemukakan oleh Dr. Carlotta De Lerma, tentang prinsip-prinsip penting yang harus dilakukan untuk membantu anak bertanggung jawab.
1. Memberi teladan yang baik.
Dalam mengajarkan tanggung jawab kepada anak, akan lebih berhasil dengan memberikan suatu teladan yang baik. Cara ini mengajarkan kepada anak bukan saja apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya, akan tetapi juga bagaimana orangtua melakukan tugas semacam itu.
2. Tetap dalam pendirian dan teguh dalam prinsip.
Dalam hal melakukan pekerjaan, orangtua harus melihat apakah anak melakukannya dengan segenap hati dan tekun. Sangat penting bag orangtua untuk memberikan suatu perhatian pada tugas yang tengah dilakukan oleh si anak. Janganlah sekali-kali kita menunjukkan secara langsung tentang kesalahan-kesalahan anak, tetapi nyatakanlah bagaimana cara memperbaiki kesalahan tersebut. Dengan demikian orantua tetap dalam pendirian, dan teguh dalam prinsip untuk menanamkan rasa tanggung jawab kepada anaknya.
3. Memberi anjuran atau perintah hendaknya jelas dan terperinci.
Orangtua dalam memberi perintah ataupun anjuran, hendaklah diucapkan atau disampaikan dengan cukup jelas dan terperinci agar anak mengerti dalam melakukan tugas yang dibebankan kepadanya.
4. Memberi ganjaran atas kesalahan.
Orangtua hendaknya tetap memberi perhatian kepada setiap pekerjaan anak yang telah dilakukannya sesuai denga kemampuannya. Tidak patut mencela pekerjaan anak yang tidak diselesaikannya. Kalau ternyata anak belum dapat menyelesaikan pekerjaannya saat itu, anjurkanlah untuk dapat melakukan atau melanjutkannya besok hari. Dengan memberikan suatu pujian atau penghargaan, akan membuat anak tetap berkeinginan menyelesaikan pekerjaan itu. Seringkali orangtua senang menjatuhkan suatu hukuman kepada anak yang tidak berhasil menyelesaikan tugasnya. Andaikan memungkinkan lebih baik memberikan ganjaran atas kesalahan dan tidak semata-mata mempermasalahkannya.
5. Jangan terlalu banyak menuntut.
Orangtua selayaknya tidak patut terlalu banyak menuntut dari anak, sehingga dengan sewenang-wenang memberi tanggung jawab yang tidak sesuai dengan kemampuannya. Berikanlah tanggung jawab itu setahap demi setahap, agar si anak dapat menyanggupi dan menyenangi pekerjaan itu.
Suatu kebiasaan yang keliru pada orangtua dalam hal mendidik anak, adalah bahwa mereka seringkali sangat memperhatikan dan mengikuti emosinya sendiri. Tetapi sebaliknya emosi anak-anak justru kurang diperhatikan. Orangtua boleh saja marah kepada anak, akan tetapi jagalah supaya kemarahan yang dinyatakan dalam tindakan seperti omelan dan hukuman itu benar-benar tepat untuk perkembangan jiwa anak. Dengan perkataan lain, marahlah pada saat si anak memang perlu dimarahi.
Rasa tanggung jawab sejati haruslah bersumber pada nilai-nilai asasi kemanusiaan. Nilai-nilai tidak dapat diajarkan secara langsung. Nilai-nilai dihirup oleh anak dan menjadi bagian dari dirinya hanya melalui proses identifikasi, dengan pengertian lain, anak menyamakan dirinya dengan orang yang ia cintai dan ia hormati serta berusaha meniru mereka. Contoh hidup yang diberikan orangtua, akan menciptakan suasana yang diperlukan untuk belajar bertanggung jawab. Pengalaman-pengalaman konkrit tertentu memperkokoh pelajaran itu, sehingga menjadi bagian dari watak dan kepribadian anak.

Jadi jelaslah, bahwa masalah rasa tanggung jawab pada anak, akhirnya kembali pada orangtuanya sendiri, atau dengan kata lain terpulang pada nilai-nilai dalam diri orangtua, yaitu seperti tercermin dalammengasuh dan mendidik anak.
Ø  Memahami Tanggung Jawab
Anda tentunya seringkali mendengar istilah TANGGUNG JAWAB, bukan? Makna dari istilah “tanggung jawab” adalah “siap menerima kewajiban atau tugas”. Arti tanggung jawab di atas semestinya sangat mudah untuk dimengerti oleh setiap orang. Tetapi jika kita diminta untuk melakukannya sesuai dengan definisi tanggung jawab tadi, maka seringkali masih merasa
sulit, merasa keberatan, bahkan ada orang yang merasa tidak sanggup jika diberikan kepadanya suatu tanggung jawab. Kebanyakan orang mengelak bertanggung jawab, karena jauh lebih mudah untuk “menghindari” tanggung jawab, daripada “menerima” tanggung jawab.
Banyak orang mengelak bertanggung jawab, karena memang lebih mudah menggeser
tanggung jawabnya, daripada berdiri dengan berani dan menyatakan dengan tegas bahwa, “Ini tanggung jawab saya!” Banyak orang yang sangat senang dengan melempar tanggung jawabnya ke pundak orang lain.
Oleh karena itulah muncul satu peribahasa, “lempar batu sembunyi tangan”.
Sebuah peribahasa yang mengartikan seseorang yang tidak berani bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri, sehingga dia membiarkan orang lain menanggung beban tanggung jawabnya. Bisa juga diartikan sebagai seseorang yang lepas tanggung jawab, dan suka mencari “kambing
hitam” untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari perbuatannya yang merugikan orang lain.
“Setiap orang dari kamu adalah pemimpin, dan kamu bertanggung jawab atas kepemimpinan itu”. (Al-Hadits, Shahih Bukhari - Muslim)
“Anda tidak bisa lari dari tanggung jawab hari esok dengan menghindarinya pada hari ini”. (Abraham Lincoln)
Sumber : Butir-Butir Mutiara Rumah Tangga, Alex Sobur, , halaman 245 - 249, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1987
http://www.wonosari.com/t2844-share-tanggung-jawab

Manusia dan kegelisahan

                Kegelisahan tampaknya sudah menjadi bagian penting dalam hidup manusia. Kegelisah sulit untuk digambarkan karena memiliki beragam bentuk dan ukuran. Itulah sebabnya kegelisahan itu masih bersaudara dengan ketakutan, yang mencakup keprihatinan kecil sampai pada kepanikan yang tidak masuk akal.
                Ketika kita dihadapkan pada ancaman, misalnya bahaya terhadap diri sendiri maupun terhadap orang yang kita sayangi. Reaksi instingsif kita adalah melawan atau menghindar, marah atau gelisah, atau bisa jjadi keduanya. Reaksi-reaksi tersebut diperlukan untuk menjaga diri. Akan tetapi, dalam masyarakat kita yang kompleks, melakukan perlawanan, misalnya dengan mengatakan “temui saja pengacara saya”. Umumnya terlalu rumit, mahal dan memakan waktu. Sementara itu, sebaliknya jangan menghindar karena Anda akan dicari. Anda hanya mempunyai satu pilihan, hadapilah ketakutan atau kegelisahan itu. Lakukanlah apa yang dapat Anda lakukan untuk mengubah situasi. Tetapi, “situasi” dapat juga diartikan sebagai orang-orang, dan sebagaimana diketahui. Anda tidak dapat mmengubah orang lain.
                Bila kita dapat mengubah situasi yang menyebabkan kegelisahan, kita harus mencoba untuk menetralisirnya. Bagaimana caranya? Melupakannya, yaitu tidak membiarkannya menjadi suatu obsesi yang menggantika segala pikiran yang lain. Aktivitas atau kesibukan dapat membantu. Paksalah diri Anda untuk tetap sibuk, terutama dengan pekerjaan atau latihan fisik.
                Suatu waktu, kardinal spellman melihat Allah yang menampakkan Diri di jendela. Dalam kepanikan, Ia menelepon Bapa Suci dan melaporkan penglihatan itu. Apa kata Bapa Suci? “Carilah kesibukan!”
Sumber : me, my self & you

Manusia dan harapan 
 
                Setiap manusia pasti memiliki suatu harapan atau cita-cita, bahkan memiliki lebih dari satu harapan. Untuk mencapai harapan tersebut seseorang itu pasti akan melakukan cara-cara untuk mennggapai harapan tersebut. Apapun caranya, bisa melakukan dengan cara yang positif atau negatif. Manusia yang tidak memiliki harapan bagaikan mati dalam hidup.
=> Perbedaan Angan-angan dan Harapan menurut penulis Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah.
Ketika seseorang mengharapkan sesuatu dia harus mengetahui bahwa harapan itu akan berkonsekuensi pada tiga hal:
·         Mencintai apa yg ia harapkan.
·         Ia merasa khawatir tdk mendapatkan apa yg ia harapkan.
·         Ia berusaha utk mendapatkan apa yg diharapkan dgn segala kemampuannya.
Harapan yg tdk disertai satupun dari tiga hal di atas mk itu hanya angan-angan belaka. Harapan dan angan-angan adl dua perkara yg berbeda. Setiap orang yg mengharapkan sesuatu mk pada diri akan muncul perasaan takut kehilangan apa yg ia harapkan akan berusaha menempuh jalan utk mendapatkan apa yg ia harapkan. Bila takut kehilangan apa yg ia harapkan mk ia akan segera berupaya agar tdk terluputkan dari apa yg ia harapkan. Dalam Jami’ At-Tirmidzi disebutkan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ خَافَ أَدْلَجَ، وَمَنْ أَدْلَجَ بَلَغَ الْمَنْزِلَ، أَلاَ إِنَّ سِلْعَةَ اللهِ غَالِيَةٌ، أَلاَ إِنَّ سِلْعَةَ اللهِ الْجَنَّةُ
“Barangsiapa khawatir disergap musuh di waktu sahur dia akan menghindarkan diri sejak awal malam. Barangsiapa yg berusaha menyelamatkan diri sejak awal ia akan sampai kepada tempat tinggalnya. Ketahuilah sesungguh barang dagangan Allah itu mahal. Ketahuilah barang dagangan Allah itu adl surga.” Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberi harapan kepada orang2 yg mengerjakan amal shalih demikian pula Ia memberi rasa takut kepada mereka. mk ketahuilah bahwa harapan dan rasa takut yg bermanfaat adl yg disertai amal shalih. Allah berfirman:
إِنَّ الَّذِيْنَ هُمْ مِنْ خَشْيَةِ رَبِّهِمْ مُشْفِقُوْنَ. وَالَّذِيْنَ هُمْ بِآيَاتِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُوْنَ. وَالَّذِيْنَ هُمْ بِرَبِّهِمْ لاَ يُشْرِكُوْنَ. وَالَّذِيْنَ يُؤْتُوْنَ مَا آتَوْا وَقُلُوْبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُوْنَ. أُولَئِكَ يُسَارِعُوْنَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُوْنَ
“Sesungguh orang2 yg berhati-hati krn takut akan Rabb mereka. Dan orang2 yg beriman dgn ayat-ayat Rabb mereka. Dan orang2 yg tdk mempersekutukan dgn Rabb mereka . Dan orang2 yg memberikan apa yg telah mereka berikan dgn hati yg takut sesungguh mereka akan kembali kepada Rabb mereka. Mereka itu bersegera utk mendapat kebaikan-kebaikan dan merekalah orang2 yg segera memperolehnya.”
Sumber : Buku “rumahku sekolahku” dan www.asysyariah.com

Senin, 02 Januari 2012

vertigo


Dr.Hari Purnama, SpTHT
Dokter Spesialis THT
RS Mediros, Jakarta

Vertigo. Istilah ”Tujuh keliling” cukup populer di masyarakat. Digambarkan kelainan yang diderita oleh seseorang berupa perasaan atau sensasi berputar yang kadang disertai mual dan muntah. Ini dirasakan bervariasi, bisa seolah penderita merasa dinding atau sekitarnya berputar, ataupun ia merasa dirinya yang berputar dan juga berupa gangguan keseimbangan (imbalance / unsteadiness). Gangguan timbul oleh kelainan tersebut sering dirasakan dalam berbagai keadaan. Mulai dari yang berat yang mengakibatkan sulit bangun, berdiri, bahkan takut membuka mata sekalipun. Dan sampai pada sensasi yang ringan berupa gangguan keseimbangan. Sensasi di atas sering disebut Vertigo.
Guna mencari kemungkinan penyebab, dokter perlu menanyakan riwayat penyakit, melakukan pemeriksaan fisik, laboratorik, radiologik umum ataupun khusus seperti CT Scan kepala dan telinga. Saya sebagai spesialis THT selain hal di atas juga perlu melakukan pemeriksaan audiologi umum, impedance dan pemeriksaan audiologi khusus selektif. Pemeriksaan analisis gerakan bola mata penderita dapat dilakukan bedside, secara sederhana dokter meminta penderita tidak menggerakkan kepalanya sementara arah penglihatannya mengikuti gerakan jari telunjuk dokter, bila terdapat gerakan bola mata yang involunter baik horizontal, vertikal ataupun rotatoar maka dokter akan mengatakan terdapat Nistagmus, pemeriksaan ini dapat dilakukan lebih teliti dan akurat dengan menggunakan alat Electronystagmography (ENG).
Penyebab. Ada banyak penyakit atau kelainan yang menyebabkan keluhan pusing tujuh keliling, secara sederhana penyebab tersebut dapat dibagi atas:
1. Penyebab Sentral, keluhan tujuh keliling berasal dari kelainan di sistem saraf pusat misalnya penyakit pembuluh darah otak, tumor otak atau pascacedera kepala; 2. Penyebab Perifer, pusing tujuh keliling berasal dari kelainan lokal di telinga seperti komplikasi intra kranial radang telinga tengah kronis, benign paroksismal postlional vertigo dan infeksi virus; 3. Penyebab Sistemik, gejala tujuh keliling timbul akibat adanya penyakit yang bersifat sistemik seperti diabetes mellitus, intoksikasi zat atau obat; 4. Penyebab lain seperti kelainan refraksi dan masih banyak lagi penyebab lain.
Sindrom Meniere (SM). Berkaitan dengan keluhan berulang dan bersamaan dengan gejala gangguan fungsi pendengaran (telinga berdenging dan atau kurang dengar) yang hilang timbul (fluktuatif), terutama mengenai satu sisi pada penderita yang berusia di atas 40 tahun perlu dipikirkan kelainan yang disebut sebagai Sindrom Meniere (SM). Seperti diketahui, telinga manusia terbagi atas telinga luar (external ear), telinga tengah (middle ear) dan telinga dalam (inner ear). Pada telinga dalam terdapat sistem koklevestibularis, sistem ini merupakan gabungan dari sistem vestibularis (organ keseimbangan) dan sistem koklearis (organ pendengaran) yang saling berhubungan melalui saluran yang disebut duktus reuniens. Di dalam sistem tersebut terdapat organ sensorik pendengaran dan organ sensorik keseimbangan yang diliputi oleh cairan (endolimf). Penyebab dari SM adalah peningkatan tekanan cairan endolimf (hydrops) dari sistem duktus vestibulokoklearis. Karena kedua sistem ini saling berhubungan, maka dapat dipahami peningkatan tekanan endolimf akan menyebabkan tertekannya baik mekanisme sensor keseimbangan maupun pendengaran yang menimbulkan gejala gangguan keseimbangan maupun pendengaran.
Gejala SM. Untuk memudahkan dalam mengenal gejala SM maka secara sederhana dapat dibagi atas: 1. Gejala gangguan keseimbangan berupa serangan berulang yang dapat disertai mual dan muntah. Dapat berlangsung beberapa menit sampai beberapa jam. Di luar serangan penderita bebas dari gejala atau paling-paling hanya mengeluh gangguan keseimbangan ringan; 2. Gejala gangguan pendengaran fluktuatif berupa telinga berdenging dan atau kurang dengar yang timbul bersamaan dengan serangan tujuh keliling.Pada beberapa penderita sering mengeluh rasa penuh pada telinga ataupun hipersensitif telinga yang sakit pada bunyi dengan intensistas tinggi. Pemeriksaan audiometri nada murni akan menunjukkan penurunan ambang dengar nada rendah. Di luar serangan fungsi pendengaran dapat normal kembali atau mungkin saja hanya mengeluh telinga berdenging.
Dalam menentukan diagnosis SM perlu diyakini tidak terdapat kelainan lain seperti kelainan di sistem saraf pusat, tumor saraf krnaial ke VIII, kelainan sistem vestibulokoklearis dan beberapa kelainan lain seperti yang telah disebutkan di atas.
Pengobatan SM. Pengobatan SM dapat digolongkan atas: 1. Pengobatan saat serangan, berupa tirah baring (bedrest) dengan alas tidur yang rata, kurangi gerak, upayakan untuk membuka mata dan melihat pada sat titik fiksasi, bila selalu merasa mual dan muntah cobalah untuk mengurangi minum. Bila keadaan di atas masih tetap berlanjut segera ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang diperlukan; 2. Pengobatan saat serangan sudah mereda, berupa pemberian obat-obatan yang ditujukan untuk memperbaiki regulasi cairan di telinga dalam, mengurangi frekuensi serangan serta mensupresi sistem vestibuler; 3. Pengobatan dietetik dilakukan untuk menjaga stabilitas cairan tubuh dan menghindari terjadinya kelebihan cairan di telinga tengah, pengobatan berupa makanan dan minum secukupnya, kurangi konsumsi garam, upayakan untuk mengkonsumsi buah segar, hindari kopi, teh, coklat, alkohol, penyedap masakan dan berhenti merokok; 4. Pengobatan lanjutan: mintalah nasihat pada dokter Anda mengenai obat-obatan yang boleh digunakan dan yang tidak boleh digunakan, serta rencana pengobatan selanjutnya.
Prognosis SM saja, tidak membahayakan kehidupan akan tetapi SM yang tidak diobati akan membuat kehidupan menjadi tidak nyaman, mengganggu kegiatan sehari-hari, memudahkan timbulnya depresi kejiwaan sehingga menganggu aktivitas sosial, menyebabkan penurunan fungsi pendengaran sehingga menimbulkan kendala dalam berkomunikasi sehari-hari.