Fatimah Khairunissa
12211731
3EA18
1.
Berfikir Deduktif
Berfikir Deduktif,
yaitu adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk
menarik kesimpulan.
a.
Silogisme
Ø Silogisme
Kategorial
Silogisme kategorial
disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis
yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan
premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.
ü Silogisme
kategorial terjadi dari tiga proposisi, yaitu:
Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus : Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan
predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut
term minor.
ü Contoh
My :
Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA
Mn :
Badu adalah mahasiswa
K :
Badu lulusan SLTA
My :
Tidak ada manusia yang kekal
Mn :
Socrates adalah manusia
K :
Socrates tidak kekal
My : Semua mahasiswa memiliki ijazah SLTA.
Mn :
Amir tidak memiliki ijazah SLTA
K :
Amir bukan mahasiswa
Ø Silogisme
Hipotesis
Silogisme yang terdiri
atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Konditional
hipotesis yaitu, bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya
membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, kesimpulannya juga
menolak konsekuen.
ü Contoh
My :
Jika tidak ada air, manusia akan kehausan.
Mn :
Air tidak ada.
K :
Jadi, Manusia akan kehausan.
My :
Jika tidak ada udara, makhluk hidup akan mati.
Mn :
Makhluk hidup itu mati.
K :
Makhluk hidup itu tidak mendapat udara.
Ø Silogisme
Alternative
Silogisme yang terdiri
atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif
yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya
akan menolak alternatif yang lain.
ü Contoh
My :
Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Mn :
Nenek Sumi berada di Bandung.
K :
Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
My : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor
Mn :
Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
K :
Jadi, Nenek Sumi berada di Bandung.
b.
Entimen
Silogisme
ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun
lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
ü Contoh:
·
Dia menerima hadiah pertama karena dia
telah menang dalam sayembara itu.
·
Anda telah memenangkan sayembara ini,
karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.
2.
Berfikir Induktif
Berpikir induktif
merupakan suatu pemikiran yang bergerak dari premis spesifik ke konklusi umum
atau generalisasi. Observasi dan pengalaman digunakan untuk mendukung
generalisasi. Premisnya tidak menjadi dasar untuk kebenaran konklusi, tetapi
memberikan sejumlah dukungan untuk konklusinya. Konklusi induktif jauh
melampaui apa yang ada pada premisnya.
a.
Generalisasi
Generalisasi
adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah gejala atau peristiwa yang
serupa untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala atau
peristiwa itu. Generalisasi diturunkan dari gejala-gejala khusus yang diperoleh
melalui pengalaman, observasi, wawancara atau studi dokumentasi. Sumbernya
dapat berupa dokumen, statistik, kesaksian, pendapat ahli, peristiwa-peristiwa
politik, sosial, ekonomi, atau hukum. Dari berbagai gejala atau peristiwa
khusus itu, orang membentuk opini, sikap, penilaian, keyakinan, atau perasaan
tertentu.
Ø Generalisasi
Tanpa Loncatan Induktif
Adalah generalisasi
dimana seluruh fenomena yang menjadi atas dasar penyimpulan yang telah
diselidiki.
ü Contoh : data survey LSM
Ø Generalisasi
Dengan Loncatan Induktif
Adalah generalisasi
dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan
juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
ü Contoh
: Hampir seluruh partai mendapat pendapatan dari hasil korupsi.
b.
Analogi
adalah
suatu proses penalaran membandingkan sifat esensial yang mempunyai persamaan.
Dengan asumsi tersebut diasumsikan ada persamaan pula dalam hal lainya.
Ø Ada
2 macam analogi,yaitu :
ü Analogi
Induktif
Analogi induktif, yaitu
analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian
ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada
fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu
metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat
diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang
khusus yang diperbandingkan.
ü Analogi
Deklaratif
Analogi deklaratif
merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal
atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara
ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima
apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.
c.
Contoh paragraph sebab-akibat,
akibat-sebab
Ø Hubungan
sebab – akibat
Dalam hubungan ini
dikemukakan terlebih dahulu hal-hal yang menjadi sebab, kemudian ditarik
kesimpulan yang berupa akibat.
ü Contoh
Belajar, berdoa, tekun
dan tidak putus asa adalah hal yang bias membuat kita berada di puncak
kesuksesan.
Ø Hubungan
akibat – sebab
Dalam hubungan ini
dikemukakan terlebih dahulu hal-hal yang menjadi akibat, selanjutnya ditarik
kesimpulan yang merupakan sebabnya.
ü Contoh
:
Dewasa marak terjadi
tindak criminal di perkotaan seperti,tingkat stress yang tinggi, tawuran antar
wilayah dan bunuh diri yang disebabkan kenaikan harga bbm sehingga mengalami
kesulitan ekonomi.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar